Berita Terbaru
- Rabu, 01/12/2010 17:18 WIB
Jajaran Ditjen Pajak Ingin Kasus Gayus Segera Diungkap - Rabu, 01/12/2010 17:15 WIB
Kasus Pelesiran Gayus
Berkas 8 Sipir Rutan Brimob Segera Dilimpahkan ke Kejaksaan - Rabu, 01/12/2010 17:11 WIB
Mabes Polri Persilahkan Ba'asyir Dibawa ke Rumah Sakit - Rabu, 01/12/2010 16:58 WIB
Kompas Berhentikan Wartawan yang Terlibat Jual Beli Saham PT KS - Rabu, 01/12/2010 16:57 WIB
Per 1 Januari 2011, Warteg di Jakarta Dikenai Pajak Restoran 10 Persen
Indeks Berita
Forum News
Kolom
Rabu, 01/12/2010 13:10 WIB Masih ingat pidato Presiden SBY ketika menyampaikan kuliah umum di UI, 4 September 2008 dan ...
Saatnya Indonesia Berubah
Wawancara
Rabu, 01/12/2010 09:40 WIB Presiden SBY menyatakan, tidak mungkin ada sistem monarki yang bertabrakan baik dengan ...
Prof Djoko Suryo: Demokrasi Tidak Harus Seragam, Apalagi di Daerah Istimewa
Lapsus
Senin, 29/11/2010 13:06 WIB Sangat sulit mengetahui para pembeli saham jatahan PT Krakatau Steel (KS). Namun UU pasar ...
Yanuar Rizky: Permainan Krakatau Steel Paling Gila-gilaan
Tokoh
Rabu, 01/12/2010 08:32 WIB Listrik yang dihasilkan dengan tenaga uap, air dan bahan bakar minyak itu sudah biasa. Tapi ...
<p>Your Browser didn't support iframe</p> Dr-Eng Eniya Listiani Dewi, Mengubah Hidrogen Menjadi Listrik
Selasa, 23/03/2010 17:47 WIB
Ibu Jared & Jayden Adukan SP3 Kasus Malpraktek ke Propam
E Mei Amelia R - detikNews
<a href='http://us.openx.detik.com/delivery/ck.php?n=a59ecd1b&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE' target='_blank'><img src='http://us.openx.detik.com/delivery/avw.php?zoneid=24&amp;cb=INSERT_RANDOM_NUMBER_HERE&amp;n=a59ecd1b' border='0' alt='' /></a>
Jakarta - Juliana Ong, ibunda dari bayi kembar Jared Cristopel dan Jayden Cristopel, korban dugaan malpraktek RS Omni International, melaporkan penyidik ke Propam Polda Metro Jaya. Juliana tidak terima atas terbitnya Surat Pemberitahuan Penghentian Penyidikan (SP3) kasusnya."Saya melaporkan penyidik Satuan Remaja, Anak dan Wanita (Renakta) Polda Metro Jaya karena SP3 ini sangat tidak wajar, terlihat dipaksakan" kata Juliana di Mapolda Metro Jaya, Jalan Sudirman, Jaksel, Selasa (23/3/2010).
Menurut Juliana banyak ketidakwajaran dalam pengeluaran SP3 tersebut. Proses pengeluaran SP3 tidak didahului dengan dikeluarkannya Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP).
"Seharusnya sebelum dikeluarkan SP3, dikeluarkan dua kali SP2HP. Ini nggak. Saya baru terima SP2HP pertama tertanggal 5 November 2009," katanya.
Setelah dikeluarkannya SP2HP yang pertama, Juliana mengaku tidak pernah menerima SP2HP yang kedua. Hingga pada 16 November 2009, Juliana menerima SP3.
"Atas dasar apa dikeluarkannya SP3 ini?" tanyanya.
Menurut Juliana, dia sudah menjawab SP2HP pertama lewat pengacaranya. Mereka menyurati Kapolda dan Kapolri agar kasusnya tidak di SP3 karena punya bukti baru. Juliana menduga ada permainan dalam kasusnya.
"Penyidiknya kayaknya ada kolusi. Ada apa ini," tanyanya.
Kejanggalan lain menurut Juliana adalah 5 saksi ahli yang diperiksa penyidik. Tiga dari lima saksi ahli didatangkan dari RS Omni Internasional. Para dokter itu lanjut Juliana, bersepakat membuat keterangan yang salah.
"Usia kandungan anak saya disebut 30 minggu, padahal 33 minggu lebih. Harusnya penyidik tanya bukti dong ke dokter-dokter itu," jelasnya.
Penyidik pun imbuh Juliana, mengabaikan bukti surat yang dilampirkan dirinya. "Bukti surat medis kesalahan RS Omni dari tim dokter rumah sakit di Australia dan resume medis asli tulisan tangan dr Ferdy yang berisi catatan harian tindakan medis terhadap bayi saya," tandasnya.
Laporan Juliana Ong ke Propam Polda Metro Jaya telah diwakili oleh suaminya Kiki Kurniadi pada 26 Januari 2010 lalu. Mereka melaporkan penyidik Renakta ke Propam Polda Metro Jaya dalam laporan resmi bernomor R/103/I/2010/Divpropam.
Kasus yang menimpa Juliana bermula pada 10 Juni 2009 lalu. Dia melaporkan dokter Ferdy dari RS Omni ke Polda Metro Jaya. Dalam laporannya, Juliana menuduh dokter RS Omni telah melakukan malpraktik terhadap 2 bayi kembarnya yang mengakibatkan anaknya mengalami kebutaan.
(mei/fay)
Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!
Baca Juga :
Pilihan Redaksi
- Rabu, 01/12/2010 16:00 WIB
Banjir Lahar Dingin, Jalan Magelang ke Yogya dan Semarang Ditutup - Rabu, 01/12/2010 16:00 WIB
Banjir Lahar Dingin, Jalan Magelang ke Yogya dan Semarang Ditutup
Berita Terpopuler
- Rabu 01/12/2010 16:00 WIB
Banjir Lahar Dingin, Jalan Magelang ke Yogya dan Semarang Ditutup - Rabu 01/12/2010 16:09 WIB
Gelar Perkara Kasus Gayus Dilakukan Bertahap - Rabu 01/12/2010 03:23 WIB
Wanita Iran dihukum gantung di Teheran - Rabu 01/12/2010 15:20 WIB
Dayat Mutilasi Istri Karena Duga Selingkuh dengan Sopir Angkot
Komentar Terpopuler
- Rabu, 01/12/2010 - 16:29
Pernyataan SBY Isyaratkan Gubernur DIY Dipilih Langsung - Rabu, 01/12/2010 - 16:31
Anggota DPR Sebut Rp 800 Juta Cuma Receh Dikecam - Rabu, 01/12/2010 - 15:31
Adik Sultan HB X: SBY Ingin Menghancurkan NKRI - Rabu, 01/12/2010 - 17:05
Jika Copot Keistimewaan Yogya, Kembalikan Dulu 5 Juta Gulden Plus Bunga
Redaksi: redaksi[at]detik.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi Nuniek di nuniek[at]detik.com,
telepon 021-7941177 (ext.526).
Informasi pemasangan iklan
hubungi Nuniek di nuniek[at]detik.com,
telepon 021-7941177 (ext.526).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar